Sabtu, 15 September 2012

A Beautiful Sadness

"I love life...Yeah, I'm sad, but at the same time, I'm really happy that something could make me feel that sad. It's like...It makes me feel alive, you know. It makes me feel human. The only way I could feel this sad now is if I felt something really good before. So I have to take the bad with the good. So I guess what I'm feeling is like a beautiful sadness" Butter - SouthPark

Pertama kali gue ngebaca quotes itu adalah suatu masa dimana gue merasakan suatu kesedihan yang cukup dalam, suatu kesedihan untuk menggambarkannya saja gue harus menggunakan kalimat "Hilangnya separuh jiwa gue". Ya disaat kritis itulah gue ngedenger quotes tadi, A sadness that makes me feel alive, A sadness that makes me realize that I've been feeling better. A sadness that is so beautiful, makes me feel so calm and good at the same time

Minggu, 09 September 2012

Ucok

Well, setelah lama gue tidak berkoar-koar dan menghina. Here I am, back from a long journey to write specially for you guys :D Walaupun gue sadar tulisan ini bukan tulisan yang berbobot karena penuh hinaan nista kepada para piaraan (red: kawan)

Kali ini gue bakal bercerita tentang salah satu piaraan gue di Kosan yang berasal dari tanah Nias, and this is the picture of him

Ganteng ga tuh? hahahahaha

Lo pasti ga nyangka dengan nama piaraan gue yang satu ini, yap. Namanya Jecson Stephen Daniel Zebua. Ok kalo lo ngira gue ngarang namanya lo parah banget. Iya gue tau apa yang ada dipikiran lo pada, MAKHLUK APA YANG PUNYA 3 NAMA DEPAN SEKALIGUS?! Oke setidaknya lo ga sehisteris gue pas pertama kali ngedenger namanya. Siang itu dibawah rintik hujan kami berkenalan, ya saling mengucapkan nama masing-masing hingga akhirnya terdengarlah nama calon piaraan baru gue ini. Gue yang lagi kebelet pipis akhirnya kentut ketika ngedenger namanya. Ya walaupun pada akhirnya gue nyebut doi dengan sebutan UCOK, simpel tapi berkelas bukan?

Jadi si Ucok ini senang sekali bermain raket nyamuk, setiap malam pasti selalu terdengar "Ctar! Ctar!" yang menandakan wafatnya seekor nyamuk akibat sabetan mautnya. Ya bisa dibilang Ucok dan raket nyamuknya adalah kombinasi yang mematikan, Duo Killer from Nias. Oya, Raket nyamuknya si Ucok juga memiliki fungsi sebagai senter.

Pernah suatu ketika Ucok ngajak gue main badminton, tapi dengan halus gue tolak dengan alasan main badminton berbeda dengan nyabet nyamuk pake raket nyamuk, takutnya muka gue yang ga seberapa ini jadi sasaran sabetan raketnya gara2 doi kesel ngeliat gue bisa ngalahin doi

Mengingat tentang keunikan si Ucok pernah suatu minggu gue gedor-gedor kamarnya buat minjem stik, karena ga ada jawaban akhirnya gue intip, dan OH MY GOSH! Ada makhluk berpakaian parasut sedang tidur, iya PARASUT yang buat lari itu! dan makhluk yang tertidur tiada lain adalah piaran gue sendiri SI UCOK! Dalam hati aku berpikir apa yang dipikirkan piaran gue yang satu itu hingga nekat memakai parasut saat tidur. Apakah doi kekurangan baju? ga mungkin karena tiap hari doi nyuci, Apakah doi kangen rumah segitunya hingga stres? ga mungkin juga, gue juga kangen rumah tapi gue ga segitunya, Akhirnya kesimpulan yang gue berani ambil saat itu adalah si Ucok sudah tidak waras lagi. Namun pada akhirnya gue tahu bahwa sebenernya doi menggunakan parasut agar terhindar dari nyamuk dikarenakan raket nyamuknya rusak, dan hal tersebut berlangsung hingga berbulan-bulan. Dan hasilnya DOI JADI KURUS TANPA OLAHRAGA HANYA KARENA MENGGUNAKAN PARASUT SAAT TIDUR! gue harus mengikuti jejak piaraan gue yg satu ini

Oya tadi gue udah sebutin kan kalo si Ucok ini suka nyuci, sebenernya bukan suka tapi lebih kepada HOBI dan KEBUTUHAN. yap, tak ada hari yang mampu dilewati Ucok tanpa nyuci, lihat saja tangannya yang berotot hasil ngucek baju di jamban. Ritual mencuci itu dilakukan tanpa kenal waktu dan suasana. Pernah suatu ketika si Ucok nyuci ketika perut gue mules. Gue gedor-gedor pintu WC karena sudah di "ujung lobang", tapi dengan santainya doi nyanyi engkau lah mataharikuuuuuuuu. Yap suaranya mampu membuat gue hampir berak di celana untuk yang kesekian kalinya. Pernah suatu ketika gue berniat untuk pipis, lalu menemukan pintu wc tertutup untuk waktu yang lama dan gue pikir ini pasti ucok muahahaha. Akhirnya gue gedor-gedor pintu wc, gue tendang, gue sikut sampe hampir roboh sampe gue mendengar suara jeritan perempuan yang belakangan gue tau itu temennya temen kosan gue yang numpang mandi -,- ya balas dendam gue berujung petaka, untung cuma teriak kalo gue disuruh masuk wc kan bisa ribet urusannya -,-

Tapi disamping semua keunikannya itu, Ucok merupakan teman yang baik, yang setia menemaniku kemana pun aku inginkan. Salah satu orang yang tabah menurut gue. Gue inget pas nemenin dia buat beli HP sehari sebelum Natal, disana gue ngeliat raut wajah kesepian dan kesedihan karena tidak bisa berkumpul dengan keluarganya. Ya, Ucok tidak pulang selama setahun, dan selama setahun ia habiskan kebanyakan di kamar kosan. Yap, Ucok salah satu piaraan baik yang gue miliki

Kamis, 18 Agustus 2011

Sebuah Inisial

13 Juli 2009, hari yang pada saat itu adalah hari pertama menjadi senior. Namun pada hari itu juga dimulailah perubahan sudut pandangku dalam cara melihat perempuan
Bagi para perempuan, kebanyakan cowok hanya melihat fisik kalian dan saat mereka bilang, I love you / aku sayang kamu itu ngomongnya sama fisik kalian, bukan ke kaliannya. Buktinya mana ada cowok yang mau berkata I love you/aku sayang kamu pada nenek-nenek kecuali ada maunya. Kenapa aku tahu? Karena dulu aku begitu

Oke lanjut,
Pada saat itulah aku menemukan sosok kecil yang berperan dalam merubah sudut pandangku dan cara memandang perempuan. Yang merubah gombalanku menjadi suatu kata yang enggan aku ucapkan kecuali pada orang yang tepat.
IN, ya itulah inisial sosok tersebut. Sudah 2 tahun penuh cobaan kami lalui dan masih ada bertahun-tahun cobaan yang bakal kami lalui.

Dulu, caraku memandang IN hanyalah sebatas fisik belaka, sama seperti cowok umumnya. Ditambah juga aku sering ngegombal :-P. Namun, dengan kasarnya Beliau merespon itu semua sehingga ‘kekasaranku’ dalam berperilaku pada perempuan lama kelamaan mulai terpoles. Cara berpikir, itulah respon yang ia berikan padaku, yang awalnya aku anggap kasar namun pada akhirnya respon tersebut yang membuatnya terlihat cantik. Dalam setengah tahun, gombalanku berubah menjadi perbuatan tanpa perkataan yang tidak berarti lo

Perkataanku juga mulai mahal, dan tidak untuk ditujukan pada sembarang orang dan aku mulai dianggap abnormal. Padahal para lelaki 1500 tahun yang lalu pun, mungkin lebih abnormal dari aku. Dan para lelaki yang lebih abnormal itulah suami yang seita. Zaman sudah berubah, oke itu benar. Namun apakah tanggung jawab kita sebagai lelaki berubah? Kita belum menikah, oke itu juga benar. Namun bukankah sebaiknya kita memupuk suatu sifat yang menguntungkan dari sekarang, karena apabila kita terjerumus sifat yang salah sampai tua pun sifat itu bersama kita

Maaf bukannya sok, tapi jujur aku menikmati ke-abnormalan ini :D. Dan juga pemilik nama dalam inisial tersebut (IN) bersedia menjadi tentor dalam proses perubahan pola pandangku :D