Kamis, 18 Agustus 2011

Hell-O-Bandung (Part 2)

Oke, ini adalah bagian kedua dari perjalanan selama 2 mingguku di Bandung. Hari itu tanggal 1 Juni 2011, tepat hari kedua dan terakhir SNMPTN.

Seperti hari sebelumnya setelah pasrah aku lebih memilih ngupil dan garuk garuk paha daripada pusing mikirin soal (gitu-gitu jebol ITS lo). Sambil menunggu bel lonceng tanda pulang berbunyi, pikiranku melayang ke kampong halaman, ke sosok seseorang yang ditinggalkan. Sosok yang meninggalkan inisial yang begitu dalam pada ingatanku, IN. Sosok yang membuatku kaget saat mendengar lonceng tanda pulang karena pikiranku melayang-layang

Pada hari tersebut aku mempunyai sebuah janji untuk bertemu dengan para makhluk kaburan dari Batam. Satu persatu aku temukan, ada yang di bawah Jembatan (Negev Ruben), ada yang lagi basah-basahan (Fauzan Meidireza), ada yang lagi kelaparan (Aprivan Gumara), ada yang lagi tidur (Amanda Diani), dan ada yang lagi putus cinta (Negev Ruben (lagi)). Ya, aku menemukan mereka dengan berbagai macam pose unik mereka masing-masing.

Walaupun bertemu mereka dapat menghilangkan stress karena terlalu sibuk ngupil dan garuk paha saat SNMPTN, tapi tetap saja tidak bisa menghilangkan keinginanku untuk pulang.
Well, akhirnya aku bertemu dengan Fadli Nuryanto dan Fitrah Ramadhanil. Mereka sedang berbonceng mesra di simpang dago. Namun pada akhirnya aku menggantikan posisi Fitrah. Akhirnya kami berboncengan mesra ngeeeeeeng

Saat dalam perjalanan pulang melalui daerah dipati ukur, kami melintasi UNIKOM yang memiliki mahasiswi yang membuat Fadli sering melihat kanan kiri. Semprul, nyawaku dipertaruhkan demi kepuasannya. Tapi apa boleh buat, ditegur pun akan selalu ada alas an ‘kan laki-laki normal wajar gitu lan’. Dengan kata lain aku ini abnormal
Biarkanlah orang berkata aku ini abnormal, tapi laki-laki abnormal ini memiliki sebuah kisah dengan seorang perempuan yang menjadikan ke-abnormalan ini adalah hal yang paling logis namun telah ditinggalkan kaum lelaki. Ya, perempuan tersebut adalah sosok yang melayang dalam pikiranku saat detik-detik SNMPTN tadi. Banyak yang bertanya siapakah sosok tersebut

Sosok Beliau di mata orang yang bertanya dianggap biasa, namun bagiku sosok Beliau adalah luarbiasa. Keluarbiasaan Beliau bukan terlihat dari fisik, namun pemikiran Beliaulah yang mampu membuatku tertunduk dan tercengan pada awalnya. Namun seiring berjalannya waktu, pemikiran tersebutlah yang membuatku selalu memikirkan sosok Beliau. Sebuah pemikiran yang menurutku hanya ada pada 1 dari 20 orang perempuan atau bahkan lebih. Dan pada hari itu, aku merindukan sosok tersebut

Maaf cucol, tapi pada akhirnya aku sampai juga dengan selamat tanpa kekurangan sedikitpun. Dan saat itu jugalah, aku ingin mengkonfirmasikan kepulanganku

0 komentar:

Posting Komentar